MA AL-KHOIRIYAH GELAR LOMBA MASAK MASAKAN KHAS DAERAH,
TANAMKAN CINTA BUDAYA LEWAT RASA
Sabtu 13 Desember 2025– Dalam rangka
mengimplementasikan Proyek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5RA),
MA Al-Khoiriyah menyelenggarakan kegiatan lomba masak dengan tema “Merajut
Persatuan dalam Keberagaman. Mengenal dan Mencintai Masakan Khas Daerah sebagai
Warisan Budaya Bangsa”. Kegiatan ini berlangsung di halaman madrasah dengan
penuh semangat, kreativitas, dan nuansa kebersamaan yang kental.
Lomba yang diikuti oleh seluruh
siswa kelas X - XII ini, menjadi bagian dari upaya madrasah dalam membentuk
karakter siswa yang cinta budaya, kreatif, serta mampu bekerja sama dalam tim.
Tak kurang dari 7 kelompok menampilkan berbagai masakan khas daerah dari
seluruh penjuru Indonesia.
1.
Masakan Khas Jawa Barat : Batagor, Bajigur,
karedok
2.
Masakan Khas DKI Jakarta : Nasi Uduk, Soto
Betawi, Kerak Telor, Gado-Gado, Asinan Betawi, Ketoprak, dan Gabus Pucung
3.
Masakan Khas Bali : Ayam Betutu (ayam dibumbui
dan dibungkus daun pisang lalu dimasak), Sate Lilit (daging cincang yang
dililit pada serai atau bambu), serta Lawar (campuran daging, sayuran, kelapa,
dan bumbu)
4.
Masakan Khas Sumatra: Rendang (Sumatera Barat)
yang kaya rempah, Pempek (Sumatera Selatan) dari ikan dengan kuah cuko, Mie
Aceh (Aceh) bercita rasa pedas kari
5. Masakan Khas Papua : Papeda (bubur sagu bening) dan Sagu Lempeng (roti sagu keras, ikan teri dan daun talas kukus.
Menanamkan Nilai Karakter Lewat Kegiatan Kuliner
Dalam sambutannya saat membuka acara, Kepala MA Al-Khoiriyah, Bapak M. Fikri Aziz, S.Pd. menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar lomba masak biasa, tetapi bagian dari pendidikan karakter melalui pendekatan kultural dan kontekstual.
“Masakan khas daerah bukan hanya
soal rasa, tetapi juga cerita, sejarah, dan identitas bangsa. Kami ingin siswa
tidak hanya bisa memasak, tapi juga memahami nilai-nilai budaya yang terkandung
dalam setiap masakan. Ini adalah bagian dari pembentukan profil pelajar
rahmatan lil alamin,” ujar beliau.
Melalui lomba ini, siswa diajak
untuk menggali nilai-nilai luhur dari budaya daerah seperti gotong royong, rasa
hormat pada tradisi, serta cinta tanah air. Setiap kelompok diminta tidak hanya
memasak, tetapi juga menjelaskan latar belakang dan makna filosofis dari
masakan yang mereka sajikan.
Antusiasme dan Kerja Sama yang Tinggi
Persiapan lomba sudah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya. Para siswa melakukan riset tentang resep, asal-usul masakan, serta berlatih memasak bersama wali kelas dan guru pendamping. Hal ini menumbuhkan semangat kolaborasi antar siswa dan meningkatkan keterampilan komunikasi serta koordinasi tim.
Saat hari pelaksanaan, suasana madrasah berubah menjadi seperti festival kuliner. Aroma harum rempah-rempah menguar dari berbagai sudut, diiringi canda tawa dan kesibukan para siswa menyiapkan bahan dan meracik masakan mereka.
Dewan juri yang terdiri dari Kamad, para Waka, serta tokoh
masyarakat, memberikan penilaian berdasarkan beberapa aspek: rasa, penyajian,
kebersihan, kreativitas, dan cerita budaya dari masakan
yang disajikan.
Penutupan dan Harapan Ke Depan
Kegiatan ditutup dengan makan
bersama hasil masakan para siswa, yang tidak hanya mempererat kebersamaan antar
warga madrasah, tetapi juga menjadi simbol keberagaman yang harmonis dalam satu
meja.
Guru pembimbing P5RA, Ibu Uswatul
Khasanah M.Pd, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesuksesan kegiatan ini.
“Kami melihat siswa mampu berproses dari perencanaan hingga
pelaksanaan dengan sangat baik. Ini adalah cermin dari profil pelajar yang kami
harapkan – mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai keberagaman.”
Madrasah berharap kegiatan serupa
dapat terus dikembangkan ke depannya, baik dalam bentuk proyek budaya lainnya
maupun dalam penguatan literasi kuliner nusantara sebagai bagian dari kurikulum
merdeka berbasis karakter.
Dokumentasi kegiatan tersedia di akun media sosial resmi
MA Al-Khoiriyah.
Fb/Ig/Tiktok : @info.maalkhoiriyah
Berikan Komentar